x

Di Antara Naturalisasi dan Nurani, Ke Mana Garuda Akan Terbang?

waktu baca 4 menit
Minggu, 6 Apr 2025 23:06 203 Redaksi ViralTerkini

Catatan Diplomasi Politik Pelaut Nuswantara
Opini : Azhari Ardinal/Pelaut ADIPATI (Kalitbang INDOMARITIM, Kalitbang APUDSI, CEO TRUST INDONESIA, Presiden SPI, Volunteer INMETA)

Viralterkini.id. Jakarta – Kemenangan dramatis Timnas U-17 Indonesia atas Korea Selatan di laga perdana Piala Asia U-17 2025 bukan hanya menjadi kabar gembira bagi pecinta sepak bola tanah air, namun juga membuka kembali diskursus besar tentang arah masa depan sepak bola nasional. Gol semata wayang yang lahir dari semangat muda, kerja keras, dan pembinaan jangka panjang ini tidak hanya mengantar Indonesia meraih tiga poin awal, tetapi juga menjadi simbol harapan bahwa regenerasi sepak bola Indonesia masih hidup dan penuh potensi. Sebaliknya, Timnas Senior Indonesia baru saja menelan pil pahit setelah dibekuk Australia 1-5 dalam laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026. Meski memulai pertandingan dengan harapan tinggi, kenyataan menunjukkan bahwa strategi saat ini, termasuk andalan terhadap pemain naturalisasi, belum cukup kuat untuk bersaing di level global.

Kontras ini memperlihatkan dinamika yang begitu tajam antara dua filosofi pengembangan sepak bola: pembangunan jangka panjang melalui pembinaan pemain lokal vs solusi jangka pendek melalui naturalisasi. Dalam konteks sepak bola Indonesia, naturalisasi telah menjadi jalan cepat mengisi kekurangan kualitas teknis di Timnas Senior. Namun, jika dilihat dari kontribusi nyata di lapangan, performansi mereka belum sepenuhnya konsisten. Data menunjukkan bahwa dalam banyak pertandingan, pemain naturalisasi tidak selalu menjadi penentu kemenangan, dan kadang justru tenggelam di tengah permainan. Di sisi lain, para pemain lokal yang diberi kesempatan berkembang dalam sistem pembinaan usia muda, seperti yang terlihat di Timnas U-17, mampu menunjukkan mental juara dan karakter khas sepak bola Indonesia: gigih, penuh semangat, dan tak mudah menyerah.

Peran akademi sepak bola lokal menjadi titik terang dalam strategi jangka panjang ini. Program-program seperti Elite Pro Academy, Garuda Select, dan akademi milik klub profesional kini terbukti mulai menghasilkan pemain berdaya saing tinggi di level internasional usia muda. Data dari Piala Asia U-17 2025 menunjukkan mayoritas pemain Timnas berasal dari akademi lokal, bukan pemain diaspora atau produk luar negeri. Ini membuktikan bahwa pembinaan domestik dapat berhasil bila dilakukan secara sistematis dan didukung penuh. Sayangnya, sistem ini belum merata ke seluruh wilayah Indonesia. Pembinaan usia muda masih lebih dominan di Jawa dan kota-kota besar, sementara daerah dengan potensi besar seperti Papua, NTT, dan Kalimantan belum mendapatkan perhatian setara.

Secara ekonomi, pendekatan pembinaan usia dini memberikan dampak yang jauh lebih luas dibandingkan strategi naturalisasi. Biaya naturalisasi dan gaji pemain asing sangat tinggi, sementara hasilnya belum tentu sesuai harapan. Sebaliknya, investasi pada akademi lokal tidak hanya menghasilkan pemain timnas, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi: pelatih lokal terserap, lapangan kerja tercipta, dan ekonomi mikro di sekitar klub bergerak. Selain itu, pemain muda berpotensi dijual ke klub luar negeri, menghasilkan devisa dan membangun reputasi Indonesia sebagai negara eksportir talenta, sebagaimana telah dilakukan Jepang dan Korea Selatan.

Namun, diskursus ini tak lepas dari dimensi sosial dan budaya. Banyak masyarakat merasa kehilangan keterhubungan emosional dengan Timnas Senior karena banyaknya pemain naturalisasi yang belum berbaur secara kultural. Dukungan masif yang diberikan kepada Timnas U-17 sebagian besar disebabkan oleh identifikasi publik dengan para pemain yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia, berbicara bahasa ibu yang sama, dan mewakili “wajah asli Indonesia.” Ini menjadi bukti kuat bahwa sepak bola tidak hanya tentang strategi menang, tetapi juga soal representasi identitas kolektif bangsa. Dalam olahraga sebesar sepak bola, nasionalisme bukan slogan—ia hidup dalam selebrasi, dalam lagu kebangsaan, dan dalam rasa memiliki terhadap para pemain yang kita saksikan di lapangan.

Dalam konteks politik, arah pembangunan sepak bola nasional juga harus dilihat sebagai bagian dari diplomasi lunak negara. Sepak bola adalah alat perekat bangsa, pengangkat citra internasional, dan instrumen pembangunan karakter generasi muda. Oleh karena itu, keputusan politik yang menyangkut pembinaan sepak bola tidak boleh hanya didasarkan pada hasil jangka pendek. Diperlukan keberanian untuk mengambil langkah jangka panjang, memperkuat infrastruktur akar rumput, dan memperluas akses pembinaan ke seluruh pelosok nusantara. Pemerintah harus hadir bukan hanya melalui dukungan dana, tetapi juga dengan kebijakan yang mendukung lahirnya pusat-pusat pelatihan regional, pembinaan pelatih lokal, serta peningkatan kualitas kompetisi usia muda.

Lalu, seperti apa masa depan sepak bola Indonesia ke depan? Jika kita membuat simulasi dari tiga skenario utama—yakni naturalisasi berlanjut penuh, total lokal, dan kombinasi bijak—maka skenario terakhir menjadi yang paling menjanjikan. Kombinasi antara pemain lokal hasil pembinaan dan pemain naturalisasi yang ditempatkan secara strategis (misalnya di posisi krusial seperti bek tengah atau penyerang) akan memberikan keseimbangan antara pengalaman dan semangat lokal. Namun, ini hanya bisa terjadi jika sistem pembinaan dijadikan prioritas utama dan tidak sekadar tambahan.

Indonesia kini berada di titik kritis dalam menentukan arah masa depan sepak bolanya. Timnas U-17 telah menunjukkan bahwa harapan itu nyata jika ditanam, dipupuk, dan diberi panggung untuk tumbuh. Sementara itu, Timnas Senior menjadi pengingat bahwa mimpi besar memerlukan pondasi kuat, bukan sekadar penambalan instan. Ini saatnya kita merancang visi Garuda 2030, di mana sepak bola Indonesia tidak hanya kompetitif, tetapi juga berkarakter, inklusif, dan merepresentasikan wajah asli bangsa.

Redaksi ViralTerkini

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

16 hours ago
24 hours ago
7 days ago
7 days ago
7 days ago
7 days ago

LAINNYA
x