x

44 Orang Jadi Tersangka Karhutla di Riau, BNPB Fokuskan Pemadaman dan Patroli

waktu baca 3 menit
Rabu, 23 Jul 2025 13:11 99 Agung

Viralterkini.id, Jakarta – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M., mengungkapkan bahwa sebanyak 44 orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Provinsi Riau sepanjang Januari hingga Juli 2025.

Hal ini disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Penanganan Karhutla di Gedung Serindit, Kota Pekanbaru, Selasa (22/7/2025).

Menurut Suharyanto, data tersebut merupakan hasil kerja Satgas Penegakan Hukum yang telah mencatat 35 kejadian tindak pidana pembakaran hutan dan lahan.

Ia berharap, proses hukum terhadap para tersangka ini dapat menjadi efek jera bagi pelaku dan masyarakat luas agar tidak lagi membuka lahan dengan cara membakar.

“Sudah ada penegakan hukum yang berjalan, ada 44 orang tersangka. Semoga ini bisa menjadi efek jera bagi masyarakat dan menghentikan kegiatan membakar,” ujar Suharyanto.

Ia menegaskan bahwa mayoritas kebakaran yang terjadi bukan disebabkan oleh fenomena alam semata, melainkan murni akibat ulah manusia.

Praktik membuka lahan dengan cara dibakar disebut masih menjadi penyebab utama munculnya titik api di wilayah Riau.

“Ini bukan hanya dari alam, tapi ulah dari manusia. Titik api bukan dari kekeringan, tapi manusia yang membakar. Kami bertahun-tahun melihat karhutla dan sangat jelas bahwa ini ulah manusia,” tegasnya.

BNPB juga mengimbau masyarakat untuk segera melapor jika menemukan aktivitas pembakaran lahan, baik secara langsung maupun dugaan. Laporan dapat disampaikan kepada TNI, Polri, atau aparat desa setempat.

“Segera melapor ke TNI/Polri dan aparat desa, jika ada yang membuka lahan dengan membakar,” kata Suharyanto.

Operasi Modifikasi Cuaca Turunkan Hotspot

Dalam upaya pengendalian karhutla, BNPB juga telah mengerahkan operasi modifikasi cuaca (OMC) sejak Senin (21/7).

Hasilnya menunjukkan adanya penurunan signifikan jumlah titik panas (hotspot) di wilayah terdampak.

Operasi ini dilakukan dengan menyemai awan menggunakan bahan tertentu untuk memicu hujan buatan.

“Kemarin OMC dengan satu pesawat, hotspot menurun jauh. Hari ini didatangkan satu lagi pesawat. Mudah-mudahan mulai besok dengan dua pesawat, hujan semakin lebat dan api semakin padam,” jelas Suharyanto saat meninjau pelaksanaan OMC di Lanud Roesmin Nurjadin, Selasa (22/7).

Berdasarkan data rekapitulasi tim OMC di Lanud Roesmin Nurjadin, tiga sortie penerbangan pada hari pertama menghasilkan hujan di wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti, Indragiri Hilir, dan Pelalawan.

Sementara pada hari kedua, tiga sortie penerbangan kembali dilakukan dan berhasil menurunkan hujan di Kabupaten Kuantan Singingi, Bengkalis, serta Kota Dumai.

“Alhamdulillah masih ada pertumbuhan awan hujan, jadi kita manfaatkan. Dari mulai kemarin kita OMC, tiga ton bahan disemai dan alhamdulillah hujan turun. Tadi pagi disemai dua ton, dan juga turun hujan,” ujar Suharyanto.

OMC dianggap efektif, terutama pada wilayah lahan gambut yang kerap menyimpan bara api di dalam tanah meskipun permukaannya terlihat padam.

“OMC sangat efektif karena area kebakaran luas. Mendatangkan hujan akan mempercepat pemadaman, apalagi untuk lahan gambut yang harus dibasahi terus-menerus,” tambahnya.

Penguatan Personel Darat di Empat Wilayah

Selain pemadaman melalui udara, BNPB juga memperkuat operasi darat dengan menambah personel di empat wilayah prioritas, yakni Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, Rokan Hulu, dan Kota Dumai.

Masing-masing daerah tersebut akan menerima tambahan 100 personel yang berasal dari jajaran Polres dan Kodim setempat.

“Kami menambah Satgas darat dengan perbantuan dari Polres dan Kodim, masing-masing 100 personel. Mereka akan bertugas memperkuat operasi pemadaman selama satu bulan,” ujar Suharyanto.

Tugas utama tim ini selain membantu pemadaman adalah melakukan patroli di titik-titik rawan pembakaran dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya serta larangan membuka lahan dengan cara membakar.

“Jika api padam, tugas selanjutnya adalah patroli di titik rawan dan mengedukasi masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar,” pungkasnya.

Langkah-langkah penanganan ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menanggulangi karhutla yang kerap melanda wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Suharyanto juga memastikan koordinasi lintas instansi terus berjalan agar kebakaran tidak meluas dan dampaknya dapat diminimalkan, baik terhadap lingkungan maupun kesehatan masyarakat.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 day ago
1 day ago
1 day ago
1 day ago
1 day ago
1 day ago

LAINNYA
x