Viralterkini.id, Jakarta – Polemik antara Yeyen Tumena dan Imran Nahumarury dengan klub Liga 1, Malut United, resmi berakhir damai.
Setelah sempat menjadi sorotan publik dalam sepekan terakhir, kedua pihak kini memilih menutup lembaran lama dan menjaga hubungan baik.
Perselisihan bermula dari pemecatan Yeyen Tumena dan Imran Nahumarury dari jajaran pelatih Malut United.
Keputusan manajemen klub asal Maluku Utara ini sempat menimbulkan tanda tanya karena dilakukan secara tiba-tiba dan tanpa penjelasan terbuka kepada publik.
Namun belakangan, alasan pemecatan tersebut mulai terungkap. Keduanya disebut melakukan pelanggaran etik yang dinilai serius oleh manajemen klub.
Menurut informasi internal, Yeyen dan Imran diduga meminta sejumlah uang kepada pemain yang ingin dikontrak maupun dimainkan dalam skuad utama Laskar Kie Raha.
“Masalahnya sudah selesai. Kami tidak lagi memiliki persoalan dengan Yeyen Tumena terkait pekerjaannya selama dua tahun terakhir di Malut United. Ia sudah meminta maaf secara langsung kepada owner dan telah dimaafkan,” ujar Wakil Manajer Malut United, Asghar Saleh, dalam keterangan resmi kepada media, Rabu (25/6/2025).
Permintaan maaf serupa juga telah lebih dulu disampaikan oleh Imran Nahumarury. Keduanya menyampaikan penyesalan dan keinginan untuk memperbaiki hubungan dengan pihak klub setelah masa kerja mereka resmi berakhir.
Baik Yeyen maupun Imran merupakan sosok penting dalam perjalanan awal Malut United. Mereka bergabung sejak tahun 2023, saat klub ini baru berdiri dan berlaga di kompetisi Liga 2.
Bersama-sama, keduanya membantu membangun fondasi tim hingga akhirnya berhasil promosi ke Liga 1 musim 2025/2026.
Meski sempat mengalami gesekan, manajemen Malut United menyatakan tak ingin memutus tali silaturahmi.
Hubungan personal antara kedua pelatih dengan para petinggi klub tetap dijaga dengan baik.
“Hubungan pertemanan antara owner dan coach Yeyen tetap berjalan, walau kini sudah tidak lagi bekerja sama secara profesional. Hal yang sama juga berlaku dengan seluruh manajemen Malut United. Kami tetap menjalin komunikasi baik,” tegas Asghar.
Asghar juga menekankan bahwa klub kini tengah mengalihkan fokus untuk menyongsong musim baru Liga 1 2025/2026.
Setelah berhasil menapak ke kasta tertinggi kompetisi sepak bola nasional, Malut United memiliki ambisi besar untuk tampil kompetitif, baik di level domestik maupun regional.
“Persiapan tim kami lakukan secara serius. Selain menghadapi Liga 1, kami juga menargetkan tampil maksimal di Kejuaraan Klub ASEAN musim depan. Karena itu, seluruh elemen klub kini sedang berbenah untuk menyambut tantangan baru ini,” jelasnya.
Sebagai klub baru di Liga 1, Malut United menjadi salah satu tim yang mencuri perhatian. Kiprah mereka dalam dua tahun terakhir terbilang pesat.
Dalam prosesnya, Yeyen dan Imran turut berperan penting dalam membentuk karakter dan gaya bermain tim.
Meski kini tak lagi bersama, manajemen Malut United menyampaikan penghargaan atas jasa-jasa keduanya selama berkarya di klub. Doa dan harapan baik pun disampaikan oleh pihak manajemen.
“Kami berharap Coach Yeyen Tumena dan Coach Imran Nahumarury bisa kembali fokus dalam karier kepelatihannya. Kami doakan semoga mereka sukses di masa depan dan terus berkontribusi bagi sepak bola Indonesia,” pungkas Asghar.
Dengan berakhirnya konflik ini, Malut United berharap situasi internal klub kembali kondusif. Fokus kini tertuju pada perekrutan pemain baru, penguatan skuad, serta agenda pramusim yang tengah disiapkan.
Hubungan baik yang tetap terjaga antara eks pelatih dan klub dinilai sebagai contoh penyelesaian konflik yang dewasa dan profesional di dunia sepak bola nasional.
Publik pun berharap bahwa langkah ini menjadi pembelajaran positif bagi ekosistem olahraga Indonesia ke depannya.
Tidak ada komentar