x

Keracunan MBG Terjadi Lagi Di Bandung Barat

waktu baca 3 menit
Selasa, 23 Sep 2025 21:43 3 Redaksi ViralTerkini

Viralterkini.id, Bandung – Ini benar-benar darurat setop makan bergizi gratis (MBG) karena keracuan terus meluas. Bahkan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat menetapkan kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

“Jadi sekarang juga kita sudah menetapkannya sebagai statusnya KLB supaya penangannya lebih cepat dan juga lebih menyeluruh seperti itu,” kata Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail di Bandung Barat, Selasa. Jeje menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Bandung Barat bersama instansi terkait tengah melakukan investigasi terhadap dapur yang menyajikan hidangan tersebut.

Pihaknya juga telah menutup sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah itu untuk memastikan standar pengelolaan makanan dipenuhi. “Mulai dari perizinan hingga standarisasi pengelolaan makanan harus kita cek. Kalau memang belum layak, ya kita lakukan perbaikan. Khusus dapur di Cipongkor ini kita tutup dulu untuk investigasi,” ujarnya.

Ia menambahkan, Pemkab Bandung Barat juga akan mengevaluasi secara menyeluruh 85 dapur lainnya yang ada di wilayah Bandung Barat, karena seluruhnya belum memiliki sertifikasi sehat. “Semuanya tetap kita evaluasi karena data yang saya dapat, 85 dapur memang masih belum memiliki sertifikasi. Yang kita stop saat ini baru dapur di Cipongkor,” kata Jeje.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Hendra Rochmawan menyebut jumlah total korban keracunan MBG di Cipongkor hingga Selasa mencapai 369 siswa dari berbagai jenjang, mulai SD, MTs, SMP, hingga SMK. Dari jumlah tersebut, 116 orang dirawat di Puskesmas Cipongkor, 253 orang di Posko Kecamatan Cipongkor, 44 orang di Klinik Permata, 22 orang di RSIA, serta sejumlah lainnya di RSUD Cililin.

“Yang masih dirawat saat ini ada 112 orang, sementara yang sudah membaik atau pulang tercatat 257 orang,” kata Hendra.

Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyampaikan pentingnya pemerintah mendengarkan pendapat anak-anak yang sering mengonsumsi hidangan MBG untuk memberi masukan dalam upaya perbaikan kualitas MBG ke depan.

Penting sekali mendengar temuan dari penerima manfaat program, yaitu anak. Pesan kunci yang kami temukan, pertama, pesan responden anak tentang kewaspadaan mereka melihat kualitas makanan MBG. “Hal tersebut menjadi pesan kunci anak-anak agar makanan yang didistribusikan tidak bau atau basi,” kata Wakil Ketua KPAI Jasra Putra saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Hal ini dikatakannya menanggapi maraknya kasus keracunan massal pada anak usai menyantap hidangan MBG. Pendapat anak tersebut diketahui saat KPAI melaksanakan Survei Suara Anak untuk Program Makan Bergizi Gratis yang dilaksanakan pada 14 April hingga 23 Agustus 2025 di 12 provinsi dengan 1.624 responden anak dan anak disabilitas.

“Dari 1.624 responden anak, ada 583 anak menerima makanan MBG sudah rusak, bau, dan basi. Bahkan, 11 responden menyatakan meski sudah rusak, bau, dan basi, mereka tetap mengonsumsinya karena berbagai sebab. Kemudian, responden anak meminta adanya penyesuaian MBG,” kata Jasra Putra. (ma)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    3 days ago
    4 days ago
    4 days ago
    4 days ago
    4 days ago
    4 days ago

    LAINNYA
    x