x

DKI Jakarta Evaluasi Prestasi POPNAS XVII, Rumuskan Strategi Pembinaan Atlet Muda Berkelanjutan

waktu baca 4 menit
Kamis, 13 Nov 2025 18:41 25 Agung

Viralterkini.id, Jakarta Seksi Wartawan Olahraga Persatuan Wartawan Indonesia DKI Jakarta (Siwo PWI Jaya) bersama Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DKI Jakarta menggelar diskusi bertajuk “Evaluasi POPNAS XVII 2025: Strategi Pembinaan Atlet Muda DKI Jakarta Secara Menyeluruh” di Gedung KONI DKI Jakarta, Tanah Abang, Kamis (13/11/2025).

Acara yang berlangsung sejak pukul 13.15 WIB ini dihadiri sejumlah tokoh penting olahraga Ibu Kota, di antaranya Ketua Umum KONI DKI Jakarta Prof. Dr. Hidayat Humaid, M.Pd; Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta Andri Yansyah; Sekretaris Umum Pengprov Wushu DKI Jakarta Herman Wijaya; dan Kepala Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP) DKI Jakarta, Rusdiyanto.

Diskusi yang didukung oleh Djarum Foundation dan Nendia Primarasa ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat sistem pembinaan atlet muda setelah DKI Jakarta menorehkan hasil gemilang pada ajang Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) XVII, cabang bela diri, dan Pekan Paralimpik Pelajar Nasional (PAPPERNAS) XI.

Ketua Panitia sekaligus Ketua Siwo Jaya, Nonnie Rering, menegaskan bahwa kegiatan ini diharapkan melahirkan strategi pembinaan yang berkelanjutan agar atlet muda DKI tidak hanya unggul di tingkat daerah, tetapi juga mampu berprestasi di level nasional dan internasional.

“Kami ingin membangun pola pembinaan yang berkesinambungan, bukan sekadar euforia usai event. Atlet muda DKI harus dipersiapkan menjadi generasi emas olahraga Indonesia,” ujar Nonnie.

Sementara Ketua PWI Jaya, Kesit B. Handoyo, mengingatkan pentingnya menjaga loyalitas atlet muda DKI agar potensi mereka tidak diambil daerah lain.

“Atlet muda DKI yang sudah dibina dengan baik jangan sampai ‘diculik’ daerah lain. Pembinaan harus diikuti dengan perhatian dan penghargaan agar mereka tetap bangga membawa nama Jakarta,” tegasnya.

Piramida Pembinaan Olahraga DKI

Ketua Umum KONI DKI Jakarta, Prof. Hidayat Humaid, menyoroti pentingnya kesinambungan pembinaan olahraga dari jenjang pelajar hingga prestasi internasional.

Ia memperkenalkan konsep Piramida Pembinaan Olahraga Prestasi yang menjadi fondasi sistem pembinaan olahraga Ibu Kota.

Menurutnya, ada dua lembaga utama dalam piramida tersebut: Dispora DKI Jakarta, yang berperan membina pelajar dan mahasiswa, serta KONI DKI Jakarta, yang menangani atlet di tingkat prestasi.

“Olahraga itu mendewakan proses. Kalau prosesnya bagus, hasilnya pasti bagus,” ujarnya.

“Namun, pembinaan sering terhenti ketika atlet lulus dari PPOP dan masuk perguruan tinggi. Padahal di usia itu, performa mereka justru sedang berada di puncak.”

Hidayat menilai perlu ada sistem pembinaan terintegrasi yang menghubungkan PPOP, PPLM, dan Pelatda hingga ke Pelatnas, agar tidak terjadi kekosongan pembinaan pasca-event seperti POPNAS.

Ia mendorong kolaborasi lintas lembaga, termasuk sekolah, universitas, dan pemerintah daerah, untuk menciptakan ekosistem olahraga yang berkesinambungan.

Dispora DKI Siap Benahi Struktur Pelatih

Kepala Dispora DKI Jakarta, Andri Yansyah, menyatakan bahwa evaluasi hasil POPNAS menjadi cermin bagi pembenahan menyeluruh dalam sistem olahraga daerah.

Ia menegaskan pentingnya ketegasan dan akuntabilitas di setiap cabang olahraga.

“Olahraga harus apa adanya. Kalau pengurus atau pelatih tidak berprestasi, harus berani diganti. Evaluasi bukan sekadar formalitas, tapi langkah konkret memperbaiki sistem,” kata Andri.

Dispora DKI, lanjutnya, akan memperkuat tata kelola pelatih, memperbarui sistem seleksi, serta mendorong transparansi dalam program pembinaan.

Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antara Dispora dan KONI agar pembinaan tidak berjalan terpisah.

PPOP Dorong Pembinaan Berjenjang

Kepala PPOP DKI Jakarta, Rusdiyanto, menjelaskan bahwa pihaknya telah menjalankan sistem pembinaan atlet muda secara berjenjang, mulai dari identifikasi dan rekrutmen, program latihan terencana, pembinaan karakter, hingga dukungan akademik.

“Kami juga bekerja sama dengan Dinas Pendidikan agar atlet tetap bisa bersekolah tanpa mengganggu kegiatan akademis,” ujar Rusdiyanto.

Menurutnya, PPOP berperan penting sebagai penghubung dari level pelajar menuju PPLM, Pelatda, hingga Pelatnas.

Dengan pembinaan terencana dan sistem promosi-degradasi, PPOP memastikan hanya atlet berkomitmen tinggi yang bisa bertahan dan berkembang.

Wushu DKI Catat Prestasi Gemilang

Dari sisi cabang olahraga, Herman Wijaya, Sekretaris Umum Pengprov Wushu DKI Jakarta, melaporkan capaian luar biasa atlet Wushu DKI pada POPNAS XVII.

“Ini kali kedua Wushu DKI tampil di POPNAS, dan kami berhasil membawa pulang enam emas, dua perak, serta tiga perunggu,” ungkapnya.

Capaian itu disebutnya sebagai hasil dari pembinaan disiplin, program latihan berkelanjutan, serta kolaborasi erat antara pelatih dan pengurus.

Sinergi untuk Pembinaan Terpadu

Diskusi yang diinisiasi Siwo PWI Jaya itu menghasilkan satu kesimpulan besar: pembinaan atlet muda harus dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan berkesinambungan dari tingkat dasar hingga puncak prestasi internasional.

Dengan kolaborasi kuat antara Dispora, KONI, sekolah, dan komunitas olahraga, DKI Jakarta diharapkan dapat menjadi barometer nasional dalam pembinaan olahraga modern yang menyeluruh—melahirkan atlet juara dunia dari Ibu Kota.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKLAN

1

IKLAN

2

VIDEO

5 days ago
6 days ago
6 days ago
6 days ago
6 days ago
6 days ago

LAINNYA
x